Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Sampai Cara Pencegahannya

Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Sampai Cara Pencegahannya

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Terkadang, masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek sebagai faktor genetika yang tidak terkait dengan masalah kesehatan. Namun, faktanya faktor genetika memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan terhadap kondisi kesehatan seseorang. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih dalam kandungan dan gejalanya terlihat saat mereka mencapai usia dua tahun. Beberapa gejala stunting yang dapat dikenali antara lain:

  1. Wajah tampak lebih muda dari anak-anak seusianya.
  2. Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.
  3. Kemampuan fokus dan daya ingat belajar yang buruk.
  4. Pubertas yang terlambat.
  5. Saat mencapai usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan kurang melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya.
  6. Berat badan yang lebih ringan dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Selain mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak yang mengalami stunting juga mengalami gangguan perkembangan otak yang berdampak pada kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting cenderung memiliki riwayat kesehatan yang buruk karena daya tahan tubuh yang rendah. Jika tidak ditangani dengan serius, masalah stunting dapat menurun ke generasi berikutnya.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan stunting perlu dipahami untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Berikut adalah beberapa faktor penyebab stunting yang perlu diketahui:

  1. Kurang gizi dalam jangka waktu yang panjang: Kurang gizi pada anak dapat terjadi sejak dalam kandungan. Ketika ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, anak akan mengalami kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga dapat mempengaruhi kondisi gizi janin.
  2. Pola asuh yang kurang efektif: Pola asuh yang tidak baik, termasuk praktik pemberian makanan yang buruk oleh orang tua, dapat menyebabkan anak mengalami stunting. Faktor-faktor seperti kurang gizi pada ibu saat masa remaja dan kehamilan, serta masa laktasi yang kurang baik, juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
  3. Pola makan yang tidak seimbang: Akses terbatas terhadap makanan bergizi tinggi dan pola makan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Penting bagi ibu untuk memahami konsep gizi sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
  4. Kurangnya perawatan pasca melahirkan: Setelah melahirkan, ibu dan bayi perlu menerima perawatan pasca melahirkan yang baik. Pemberian air susu ibu (ASI) sejak awal sangat dianjurkan untuk memperkuat sistem kekebalan bayi. Perawatan pasca melahirkan juga penting untuk mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin dialami ibu dan anak setelah persalinan.
  5. Masalah kesehatan ibu, seperti gangguan mental dan hipertensi: Gangguan kesehatan ibu, seperti pola asuh yang tidak efektif, juga dapat menjadi penyebab stunting pada anak. Kondisi seperti masa remaja dan kehamilan yang kurang gizi serta masa laktasi yang tidak baik dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
  6. Infeksi yang berulang: Anak yang sering mengalami infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan atau diare kronis, dapat mengalami gangguan pertumbuhan. Infeksi yang sering terjadi menandakan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik dan meningkatkan risiko stunting.
  7. Faktor sanitasi yang buruk: Lingkungan yang tidak higienis dan keterbatasan akses terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Kondisi sanitasi yang buruk juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak.

Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Sampai Cara Pencegahannya
Ilustrasi - Apa itu Stuntung?

Untuk mencegah stunting, diperlukan upaya yang melibatkan berbagai pihak. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Memahami konsep gizi: Pastikan asupan gizi yang cukup setiap hari, terutama selama kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak.
  2. Menyediakan menu makanan beragam: Berikan makanan dengan variasi yang mencukupi kebutuhan gizi anak setiap hari. Selama kehamilan dan setelahnya, ibu juga perlu mendapatkan asupan gizi yang baik dan seimbang untuk mencegah stunting.
  3. Melakukan pemeriksaan rutin: Selama kehamilan, lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Kontrol tekanan darah juga penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
  4. Memberikan ASI: Memberikan ASI secara eksklusif pada bayi dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI juga membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.
  5. Mengonsumsi asam folat: Asam folat penting untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Asupan asam folat selama kehamilan dapat mengurangi risiko gangguan perkembangan janin.
  6. Meningkatkan kebersihan: Jaga kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada kontaminasi bakteri, jamur, kuman, dan virus yang dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Selalu perhatikan kebersihan tubuh dan tangan, serta hindari infeksi.
  7. Perhatikan faktor sanitasi: Upayakan untuk memiliki lingkungan yang bersih dan akses terhadap air bersih. Jaga sanitasi dan perhatikan kebersihan lingkungan agar dapat mencegah risiko stunting pada anak.
Pencegahan stunting memerlukan peran aktif dari masyarakat, keluarga, dan pemerintah. Dengan memahami penyebab dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat bersama-sama mengurangi prevalensi stunting dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Next Post Previous Post